Kuingin Selamanya.
“Kak Rio! Cepetan dong jalannya!” teriak seorang gadis kecil berumur sekitar 10 tahun itu.
“Sabar dong, aku
“Aah, kakak lama! Nanti kita nggak sampai-sampai di Taman Harapan! Ayo ah!” ujar gadis yang bernama Oik itu. Ia kembali kebelakang untuk menarik tangan
“Iya, iya Oik. Sabar lah. Aku
“Payah! Gitu aja capek. Oik yang lebih kecil aja nggak capek tuh. Apaan tuh kak
Akhirnya mereka sampai di Taman Harapan.
“Kak, Oik punya harapan lagi.” Kata Oik sambil tersenyum.
“Ah, kamu mah harapannya kebanyakan. Yang kemarin-kemarin aja belum terkabul.” Kata Rio.
“Tapi aku yakin, yang ini bakal terkabul.”
“Emang harapan kamu apa?”
“Oik pengen main terus disini, sama kak
“Kamu tuh.. itu mah udah pasti, kakak bakal temenin kamu terus. Selamanya.”
“Janji kak?”
“Janji.”
5 tahun kemudian..
“Kak Rio jahat..! hiks.. Kak Rio ingkar janji. Oik benci kak
“Mana katanya mau temenin Oik terus? Mana buktinya?Mentang-mentang udah punya kak Shilla, Oik dilupain. Huhuhu..” Oik terus ngedumel sendiri. Untung taman ini sepi. Kalau tidak pasti Oik dikira tidak waras karena bicara sendiri.
“Dorr!!” sebuah teriakan memecah tangisan Oik.
“Nggak lucu!” ujar Oik jutek. Bibirnya ia manyunkan.
“Kenapa sih adikku tersayang? Kok jutek gitu?” ujar
“Ngapain kakak kesini?” Tanya Oik dingin.
“Loh, emang nggak boleh ya?”
“Aku kira kakak udah lupa sama aku.”
“Kok gitu? Mana mungkin sih aku lupa sama adik kesayanganku sedunia-akhirat?”
“Nggak lucu! Oik benci kak
“Oik kenapa? Kak Rio salah apa?”
“Kak Rio jahat, semenjak kak Rio jadian sama kak Shilla kak
“Oik, kakak nggak ada maksud kayak gitu. Oik
“Dan lupa sama aku.” Potong Oik.
“Ya enggak lah Ik, kakak nggak mungkin ngelupain kamu. Kakak sayang sama kamu, melebihin apapun di dunia ini, kecuali Tuhan. Kamu juga
Oik langsung memeluk
“Maafin Oik, kak. Aku udah marah sama kakak. Oik Cuma mau kakak nemenin Oik di saat terakhir…”
“Saat terakhir apa?”
“Nggak, ternyata kak
“Huh, kamu. Pulang yuk, udah sore nih.” Ujar Rio. Oik pun mengangguk.
“Oik..”panggil kak Shilla, pacar kak
“Kenapa kak?”Tanya Oik.
“Eh.. ini.. kakak mau ngomong sesuatu sama Oik..”
“Ngomong apa kak?”
“Ik, kakak mohon ya kamu jauhin kak
“Ke.. kenapa kak Shilla, nggak suka Oik deket sama kak
“Bu.. bukan gitu Ik.. kakak ngerasa kak
“Kok kakak punya pikiran kayak gitu..? kak Rio sayang sama kak Shilla, Oik tuh Cuma adiknya kak
“Oik, setiap kita jalan pasti kak
“Kalo itu mau kak Shilla, Oik bakal jauhin kak
“Makasih Ik, maaf kakak udah egois.”
“Nggak apa-apa. Oik ngerti kok. Kak, Oik pamit dulu ya.”pamit Oik buru-buru.
Oik sudah tidak kuat membendung airmatanya itu. Dia berlari meninggalkan Shilla.
Hari-hari pun berlalu. Semenjak permintaan Shilla itu, Oik sama sekali tidak bicara kepada
Sudah sebulan berlalu. Karena sikap Oik yang aneh dan selalu menghindar jika bertemu Rio membuat
“Yo, aku mau ngomong sesuatu.. tapi aku takut kamu marah..”
“Kamu mau ngomong apa?” ujar
“Maafin aku.. Semua salahku..” ujar Shilla dengan mata berkaca-kaca.
“Maksud kamu apa? Aku nggak ngerti.”
“Aku udah buat Oik ngejauhin kamu. Hiks.” Ujarnya sambil menangis.
“Maksud kamu?” Tanya Rio yang masih bingung.
“Aku yang minta Oik buat jauhin kamu.. maaf.” Jelas Shilla.
“Kok kamu ngelakuin itu sih? Kamu tahu
“Karena aku tahu, makanya aku ngelakuin itu. Aku iri.. tapi aku tahu aku salah. Maaf..”
“Aku sayang sama Oik sebagai adikku. Selebihnya kamu..”
Shilla menangis di bahu
“Eh den
“Iya bik. Oik ada?”
“Non Oik nggak ada.”
“Bibi nggak bohong
“Nggak den. Non Oik, den Gabriel, bapak dan ibu lagi pergi.”
“Kemana bik?”
“Kerumah sakit. Non Oik pingsan.”
“Hah? Oik kenapa bik?” Tanya Rio kaget.
“Bibi juga nggak tahu den.”
“Yaudah bik, Oik dibawa kemana?”
“Rumah Sakit Karunia.”
“Makasih bik. Saya pamit dulu.
Akhirnya Rio sampai didepan ruangan Oik. Terlihat Gabriel, kakak Oik berdiri di lorong itu.
“
“Yel, Oik kenapa? Sakit apa?” Tanya Rio panik.
“Dari kecil Oik itu udah kena penyakit Leukemia Yo. Kemarin penyakitnya kambuh lagi. Dan kata dokter.. dia nggak bakal bisa bertahan lebih lama lagi..”
“Kenapa nggak ada yang ngasih tahu gue? Kenapa lo nggak ngasih tau gue?”
“Bukan gue nggak mau ngasih tau, tapi itu permintaan Oik..”ucap Gabriel.
“Tapi dia udah siuman. Lo masuk aja. Dia nungguin lo.” Lanjut Gabriel.
Ditemani Gabriel,
“Apa kabar kak..” ujar Oik lemas sambil tersenyum menutupi wajahnya yang pucat.
“Oik.. maaf kakak baru jenguk kamu..” ujar
“Nggak apa-apa.. kakak
“Ik, kenapa kamu nggak pernah cerita ke kakak?”
“Oik nggak mau buat kakak khawatir..” jelas Oik.
Hening. Tidak ada yang berbicara.
“Kak, Oik boleh minta sesuatu nggak..”
“Apa Ik..?”
“Oik mau kakak nyanyi buat Oik.. boleh ya kak..”
“Nyayi apa Ik..?”
“Terserah kakak..”
“Iya Ik..”
Cinta, adalah misteri dalam hidupku..
Yang tak pernah kutahu akhirnya..
Namun tak seperti cintaku pada dirimu..
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku..
Kuingin selamanya..
Mencintai.. Dirimu..
Sampai saatku akan, menutup mata dan hi..dupku..
Kuingin selamanya..
Menyayangi dirimu, sampai waktu
Oik mendengarkan dengan syahdunya. Segala penderitaan selama ini seperti hilang saat janji itu di ikrarkan oleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar